Cari Blog Ini

Rabu, 25 Januari 2012

AKUNTANSI PAJAK

Setiap pembayaran/pemungutan/pemotongan pajak yang dilakukan perusahaan adalah transaksi finansial yang harus dicatat sesuai dengan tugas dan fungsi akuntansi.
Pajak mempunyai beberapa sifat sbb :
1.     Pajak merupakan Iuran masyarakat kepada pemerintah yang pembayarannya dapat dipaksakan.  Karena dapat dipaksakan ini sering petugas pajak berlaku sewenang-wenang dalam menjalankan tugasnya. Hal ini juga dipicu oleh banyaknya wajib pajak yang tidak memenuhui kewajibannyanya sebagaimana mestinya serta  kekeliruan dalam mencatat transaksi, khususnya yang berhubungan dengan pajak. Pemungutan pajak berdasarkan undang-undang dan berpihak kepada kepentingan pemerintah. Banyak pengusaha menilai undang-undang dan pertauran perpajakan tidak kondusif.
2.     Pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah
3.     Wajib pajak tidak mendapat imbalan jasa (kontraperstasi) secara langsung, akan tetapi wajib pajak mendapat perlindungan dari negara dalam mendapatkan pelayanan sesuai haknya sebagai warga negara.
4.     Pajak mempunyai fungsi mengatur sektor sosial, ekonomi maupun budaya.
Berdasarkan cara pemungutannya (khususnya pajak pusat) dapat dibagi atas:
a.     Pajak langsung, Pajak Penghasilan, Pajak kekayaan yang dikenakan berulang-ulang pada waktu tertentu sesuai undang-undang. Pajak penghasilan dan pajak kekayaan ditanggung dan dibayar oleh wajib pajak dan tidak dapat dipindahkan kepada pihak lain.
b.     Pajak tidak langsung, Pajak Penjualan, Bea meterai, dikenakan pada saat terjadinya perbuatan/transaksi kena pajak, dapat dipindahkan kepada pihak lain.
Berikut ini adalah beberapa jenis pajak yang secara umum selalu dihadapi oleh perusahaan :
Pajak penghasilan Perseroan : Pajak yang dipungut atas penghasilan (laba bersih)
Walaupun penentuan besarnya Pph,  berdasarkan penghasilan bersih menurut Surat Pemberitahuan Tahunan Akhir, Wajib pajak diminta untuk melakukan angsuaran bulanan. Maka mencatat angsuran pajak perseroan dicatat sebagai beban/Pajak dibayar dimuka.
Beban/Pajak Dibayar dimuka                             x,xxx,xxx
     Kas                                                                                 x,xxx,xxx

Pada akhir tahun Beban/Pajak dibayar dimuka dilakukan penyesuaaian dengan kewajiban pajak sesungguhnya.
Pajak penghasilan karyawan (Pph 21) yaitu pajak menjadi beban karyawan atas penghasilan yang diperoleh. Dengan demikian pajak ini tidak merupakan beban perusahaan. Dalam hal ini perusahaan hanya berkewajiban menghitung dan memotong gaji/upah. Oleh karena itu setiap  terjadi pemotongan yang telah dilaksanakan timbul utang kepada pemerintah sampai dlakukan penyetoran ke kas negara.
Jurnal pencatatan PPh 21
a.     Pada saat pemotongan (dilakukan pada saat pembayaran gaji)
Biaya Gaji
x,xxx,xxx
……Pajak penghasilan (PPh 21)……Kas ( Gaji yang dibayarkan) x,xxx,xxxx,xxx,xxx


b.     Saat menyetor ke kas negara
Pajak penghasilan (pph 21)
x,xxx,xxx
…… Kas  x,xxx,xxx


Penyetoran pajak pengahasilan (Pph) pasal 21 adalah penyetoran kewajiban karyawan yang dipotong dari penghasilannya sesuai undang-undang yang tidak terkait dengan asset/beban/biaya perusahaan sehingga mencatat penyetoran pajak penghasilah sebagai biaya dibayar dimuka adalah kekeliruan.
Ppn, Biaya meterai adalah pajak yang dikenakan pada saat terjadinya transaksi kena pajak (penjualan), biasanya dibebankan kepada pembeli.  PPn merupakan bagian dari beban/biaya  bukan Asset dan dapat dipindahkan kepada pihak lain bila barang tersebut dijual. PPn, Biaya meterai juga tidak dicatat sebagai biya dibayar dimuka
Pada saat membeli barang yang dikenakan PPn timbul kewajiban atas PPn (ppn Masukan) yang merupakan bagian dari rekening Pasiva (Hutang). Dalam pembayaran pembelian tersebut sebagian kas yang dibayarkan adalah untuk membayar Utang PPn tersebut. (tidak ada hubungannya dengan biaya dibayar dimuka). Pada saat menjual,  perusahaan berkewajiban memungut pajak atas penjualan barang kena pajak,(PPn Keluaran)  sehingga timbul utang kepada negara dan hutang tersebut dapat dikompensasikan langsung dengan beban pajak yang terjadi pada saat membeli barang tersebut (Ppn Masukan). Bila PPn Keluaran lebih besar dari PPn Masukan maka pada neraca akan terlihat sebagai hutang sedangkan bila PPn Masukan lebih besar dari pada PPn keluaran tidak akan ditampilkan pada neraca karena dicatat sebagai beban perusahaan. Pencatatan Ppn sebagai biaya dibayar dimuka adalah kekeliruan.
Bertuk Jurnal PPn.
Saat Pembelian
Pembelian/Persediaan barang dagang x,xxx,xxx
Ppn                                                        
x,xxx,xxx
……Kas/utang   x,xxx,xxx


Saat  Penjualan
Kas/Piutang x,xxx,xxx
      Penjualan x,xxx,xxx
      Ppn   x,xxx,xxx


Jika Saat pembelian dicatat sebagai persediaan maka
Persediaan                                              x,xxx,xxx
     Harga Pokok                                                                   x,xxx,xxx

Bila pada periode tertentu menaca menunjukan adanya hutanng PPn, maka utang tersebut berarti ppn keluaran lebih besar dari pada ppn masukan dan kelebihan tersebut harus disetor ke kas negara.
Jurnal Pada Saat Penyetoran ke kas negara
PPn                                                         x,xxx,xxx
     Kas                                                                       x,xxx,xxx

Ppn tidak pernah menjadi asset perusahaan, pada pt. sinarindo dicatat demikian
Penggunaan dana perusahaan yang disebutkan sebagai piutang pemegang saham, oleh petugas pajak dapat dianggap sebagai penghasilan bagi pemegang saham, dan dikenakan Pph.

Perhitungan PPN.
Ada dua cara untuk menghitung ppn yaitu :
Exclude PPn : Yaitu  PPn dihitung  n % dari nilai jual barang /Jassa kena pajak setelah dikurangi discount.
Include PPn : Yaitu Nilai Jual sudah termasuk PPn  n %
Non PPn adalah bentuk transaksi hanya berlaku untuk penyerahan barang dan jasa tidak kena pajak.

DASAR-DASAR AKUNTANSI

A. DEFINISI AKUNTANSI

Definisi akuntansi dapat dilihat dari 2 (dua) sudut pandang yaitu:
  1. Fungsi dan Kegunaan
    Akuntansi merupakan aktivitas jasa yang berfungsi memberikan informasi kuantitatif mengenai kesatuan-kesatuan ekonomi terutama yang bersifat keuangan yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan.
  2. Proses Kegiatan
    Akuntansi adalah seni mencatat, mengklasifikasi dan mengikhtisarkan transaksi-ttransaksi kejadian yang sekurang-kurangnya atau sebagaian bersifat keuangan dengan cara menginterpretasikan hasil-hasilnya.
    

Akuntansi dan Tata Buku

Akuntansi lebih luas dari Tata Buku sebab Tata Buku hanyalah pencatatan secara sistimatis transaksi/kejadian yang dinyatakan dengan nilai uang.

Cabang Akuntansi

Terdapat 3 (tiga) cabang akuntansi yaitu:
  1. Akuntansi keuangan
    Adalah cabang akuntansi yang menghasilkan laporan keuangan bagi pihak ekstern seperti investor, kreditor, dan Bapepam.

  2. Akuntansi manajemen
    Adalah cabang akuntansi yang menghasilkan laporan keuangan bagi pihak intern organisasi atau manajemen.
  3. Akuntansi Pemerintah
    Adalah cabang akuntansi yang memproses transaksi-transaksi keuangan pemerintah yang menghasilkan laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD kepada rakyat melalui lembaga legislatif serta untuk kepentingan pihak-pihak yang terkait.
B. SIKLUS AKUNTANSI
 siklus akuntansi adalah sebagai berikut:
  1. Pencatatan Data ke dalam dokumen sumber/bukti transaksi.
  2. Penjurnalan, yaitu menganalisis dan mencatat transaksi dalam jurnal (buku harian)
  3. Melakukan posting ke Buku Besar yaitu memindahkan debet dan kredit dari jurnal ke rekening Buku Besar.
  4. Penyusunan Neraca Saldo yaitu menyiapkan Neraca Saldo unttuk mengecek keseimbangan Buku Besar.
  5. Membuat ayat jurnal penyesuaian dan memasukkan jumlahya pada Neraca Saldo.
  6. Membuat ayat-ayat penutup yaitu menjurnal dan memindahbukukan ayat-ayat penutup.
  7. Penyusunan Laporan Keuangan yaitu Laporan Rugi Laba, Laporaan Perubahan Modal dan Neraca.
 C. PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI
Aktiva         = harta yang dimiliki perusahaan yang merupakan sumber
ekonomi. Contoh: kas, piutang, gedung dsb.

Hutang     = kewajiban yang menjadi beban perusahaan. Contoh:
hutang pembelian kredit

Modal         = hak atau klaim pemilik atas aktiva perusahaan. Contoh:
Setoran modal oleh pemilik.
D. ANALISIS TRANSAKSI
  1. Transaksi yang mempengaruhi Aktiva
    1. Pembellian aktiva/aset secara tunai
      Contoh     = suatu perusahaan membeli sebuah kendaraan seharga
      Rp. 100.000.000,- secara tunai
      Analisis    = transaksi tersebut akan mempengaruhi aktiva yaitu kas
      perusahaan berkurang sebesar Rp. 100.000.000,- dan kendaraan bertambah senilai Rp. 100.000.000,-

    2. Pembelian aktiva/aset secara kredit
      Contoh     = suatu perusahaan membeli mesin foto kopi seharga
      Rp.50.000.000,- secara kredit.
      Analisis     = transaksi tersebut akan mempengaruhi aktiva yaitu
      peralatan bertambah senilai Rp. 50.000.000,-dan Hutang bertambah senilai Rp. 50.000.000,-.
    3. Penjualan aktiva/aset secara tunai
      Contoh     = suatu perusahaan menjual kendaraan seharga
      Rp.80.000.000,- secara tunai .
      Analisis     = transaksi tersebut akan mempengaruhi aktiva yaitu kas
      perusahaan bertambah sebesar Rp. 80.000.000,- dan kendaraan perusahaan berkurang senilai Rp.80.000.000,-

    1. Penjualan aktiva/aset secara kredit
      Contoh    = suatu perusahaan menjual kendaraan seharga
      Rp.150.000.000,- secara kredit
      Analisis     = transaksi tersebut akan mempengaruhi aktiva yaitu
      kendaraan berkurang senilai Rp. 150.000.000,- dan piutang perusahaan bertambah sebesar Rp.150.000.000,-
  1. Transaksi yang mempengaruhi Hutang
    1. Pembelian aktiva/aset secara kredit
      Contoh     = suatu perusahaan membeli sebuah mesin secara kredit
      seharga Rp. 200.000.000,-
      Analisis     = transaksi tersebut akan mempengaruhi hutang yaitu
      hutang perusahaan bertambah sebesar Rp.200.000.000,- dan peralatan bertambah sebesar Rp.200.000.000,-.
          
    2. Pembayaran hutang
      Contoh     = suatu perusahaan membayar hutang sebesar
      Rp.50.000.000,-
      Analisis     = transaksi tersebut mempengaruhi hutang yaitu
      Hutang perusahaan berkurang sebesar Rp. 50.000.000,- dan kas berkurang sebesar Rp. 50.000.000,-.
  2. Transaksi yang mempengaruhi Modal
    1. Penambahan investasi pemilik
      Contoh     = Mr. X melakukan penyetoran sebesar Rp. 75.000.000,-
      ke kas perusahaan sebagai tambahan modal.
      Analisis     = transaksi tersebut akan mempengaruhi modal yaitu
      modal perusahaan bertambah sebesar Rp. 75.000.000,- dan kas perusahaan bertambah sebsesar Rp. 75.000.000,-.

    2. Pengurangan investasi pemilik
      Contoh     = Mr. T melakukan penarikan uang perusahaan untuk
      keperluan pribadi sebesar Rp. 25.000.000,-
      Analisis     = transaksi tersebut akan mempengaruhi modal yaitu
      modal perusahaan berkurang sebesar Rp. 25.000.000,- dan kas berkurang sebesar Rp. 25.000.000,-.

Minggu, 22 Januari 2012

Proses Akuntansi

Proses akuntansi adalah serangkaian kegiatan yang diawali dengan transaksi dan berakhir dengan penutupan buku – berakhirnya seluruh proses pencatatan pada periode tertentu. Karena proses ini diulang setiap periode pelaporan, ini disebut sebagai siklus akuntansi dan mencakup langkah-langkah utama, yaitu:
  • Mengidentifikasi transaksi atau peristiwa lain dikenali
  • Menyiapkan dokumen sumber transaksi itu seperti nota pembelian, faktur dll
  • Menganalisis dan mengklasifikasikan transaksi. Langkah ini melibatkan kuantifikasi transaksi dalam bentuk uang, mengidentifikasi account yang terkena dampak dan apakah akun tersebut harus didebet atau dikreditkan.
  • Mencatat transaksi dengan membuat entri di jurnal yang sesuai, seperti jurnal penjualan, jurnal pembelian, jurnal penerimaan kas atau pengeluaran, atau jurnal umum dan entri tersebut dibuat dalam urutan kronologis.
  • Post entri jurnal umum ke buku besar. Langkah ini dilakukan selama periode akuntansi sebagai transaksi terjadi atau dalam proses batch periodik.
  • Menyiapkan neraca percobaan untuk memastikan bahwa debet kredit sama. Saldo percobaan adalah daftar dari semua buku besar, dengan debet di kolom kiri dan kredit di kolom kanan. Pada titik ini belum ada entri menyesuaikan. Jumlah aktual dari setiap kolom tidak bermakna, yang penting adalah bahwa nilai sama. Perhatikan pada saat out-of-balance kolom menunjukkan kesalahan rekaman, kolom seimbang tidak menjamin bahwa tidak ada kesalahan. Misalnya, ada transaksi yang lupa dijurnal atau rekaman dalam account yang salah tidak akan menyebabkan ketidakseimbangan.
  • Memperbaiki perbedaan dalam neraca percobaan. Jika kolom tidak seimbang, mencari kesalahan matematika, kesalahan posting, dan kesalahan perekaman. Kesalahan posting meliputi: posting dari jumlah yang salah, mengabaikan posting, posting di kolom yang salah, atau posting lebih dari sekali.
  • Siapkan jurnal penyesuaian untuk merekam / mencatat transaksi yang masih harus dibayar, ditangguhkan, dan jumlah yang diperkirakan.
  • Posting jurnal penyesuaian ke buku besar.
  • Siapkan neraca saldo disesuaikan. Langkah ini mirip dengan penyusunan neraca percobaan, tapi jurnal penyesuaian sudah ada. Memperbaiki kesalahan yang mungkin ditemukan.
  • Siapkan laporan keuangan, yang terdiri dari Neraca, Laporan Laba Rugi dan Laporan Arus Kas
  • Siapkan jurnal penutupan yang menutup rekening sementara seperti pendapatan, biaya, keuntungan, dan kerugian.
  • Posting jurnal penutup ke buku besar.
  • Siapkan neraca percobaan setelah penutupan untuk memastikan bahwa debet kredit sama. Pada proses ini, hanya account tetap muncul karena yang sementara telah ditutup.